Isnin, 8 Julai 2013

Puasa Ramadhan



Puasa mempunyai dua rukun asas iaitu :
  • Niat puasa.
  • Menahan diri daripada perkara yang membatalkannya bermula dari terbit fajar hingga tenggelam matahari.
Al-Quran dan Hadis


1. "... dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai malam...( AL-Baqarah :187).

2. "Adiy bin Hatim berkata : Ketika turun ayat ; artinya (...hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam...), lalu aku mengambil seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu akau simpan dibawah bantalku. Maka pada waktu malam saya amati, tetapi tidak tampak jelas, maka saya pergi menemui Rasulullah saw. Dan saya ceritakan hal ini kepada beliau. Beliapun bersabda: Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan terangnya siang (fajar). " ( H.R. Bukhary Muslim).

3. "Allah Ta'ala berfirman : " Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan ketaatan untukNya " ( Al-Bayyinah :5)

4. "Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat, dan setiap orang mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkan." ( H.R
Bukhary dan Muslim).

5. "Diriwayatkan dari Hafshah , ia berkata : Telah bersabda Nabi saw. : Barangsiapa yang tidak beniat (puasa Ramadhan) sejak malam, maka tidak ada puasa
baginya ." (HR. Abu Dawud) Hadits Shahih.

KESIMPULAN:

Keterangan ayat dan hadis di atas memberi pelajaran kepada kita bahawa rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut :
a. Berniat sejak malam hari ( dalil 3,4 dan 5).
b. Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan isteri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari ( Maghrib), ( dalil 1 dan 2).

Doa Berbuka Puasa



Sumber:
www.islam.gov.my
www.sabah.org.my

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Ke arah keperibadian yang seimbang dan pendidikan yang berkualiti

Lihat Yang Ini Pula

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Arkib Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Ilmu sifatnya ibarat cahaya penyuluh yang boleh menerangi kegelapan, menunjuk arah perjalanan, memandu akal menentukan baik daripada yang buruk. Ilmu diumpamakan seperti hujan membasahi bumi. Ia mampu menumbuhkan, menghidupkan, menyuburkan pelbagai tanaman dan manfaat kepada makhluk serta sifatnya boleh menyucikan. Sabda Rasulullah SAW bermaksud: "Sebaik-baiknya sedekah seseorang Muslim belajar ilmu kemudian mengajarkan kepada sahabatnya." (Hadis riwayat Ibnu Majah).

Pengikut